Review Novel Perempuan Bersampur Merah

19 comments

 

Bagaimana perjuangan seorang anak perempuan untuk mengungkap teka-teki atas terbunuhnya bapaknya dalam tragedi Banyuwangi tahun 1998? Salah satu peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Bagaimana orang yang dianggap ‘dukun santet’, langsung diburu dan dihakimi.

 

Bagaimana kalau kisahnya dikemas dalam bentuk fiksi sejarah? Apa daya tarik Novel Perempuan Bersampur Merah? Yuk, baca review Jelajah Mia kali ini hingga akhir, ya

 

Sebelum bercerita isi tentang novel perempuan bersampur merah, Jelajah Mia mau membagikan bagaimana  identitas dari novelnya.


Novel Perempuan Bersampur Merah

 


Identitas Novel Perempuan Bersampur Merah

Judul Buku : Perempuan Bersampur Merah

Penulis : Intan Andaru

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 216 hlm

ISBN Digital : 9786020621968

Baca melalui aplikasi Gramedia Digital

 

Kover novelnya seperti ini,ya, sepertinya belum mengalami versi kover terbaru.


kover novel perempuan bersampur merah
sumber : gramedia.com

 

Nah, ini adalah identitas novel perempuan bersampur merah. Jadi bagi Sobat Jelajah Mia yang langganan aplikasi Gramedia Digital bisa langsung download. Atau bagi yang ingin menambah koleksi buku fisiknya bisa tuh.

 

Dalam sebuah novel tentulah ada blurb sebagai penjelasan dan bahan pertimbangan saat kita membeli buku.

 

Blurb adalah uraian atau penjelasan singkat mengenai gambaran isi buku tanpa menceritakan endingnya yang terletak di belakang sampul novel. Untuk apa blurb dibuat? Blurb merupakan salah satu promosi singkat yang menjadi daya tarik bagi pembaca agar pembaca mau membeli buku yang dipasarkan.

Sumber : www.viva.co.id

 

Lalu apa blurb dari novel perempuan bersampur merah?

 

Blurb Novel Perempuan Bersampur Merah

Tragedi tahun 1998 tidak akan pernah hilang dari ingatan Sari. Tak hanya kehilangan bapak yang tertuduh sebagai dukun santet, Sari juga kehilangan paman sekeluarga—yang seketika pergi meninggalkan kampung lantaran mendapat stigma.

 

Untuk mencari jawaban atas kematian bapaknya, Sari menuliskan daftar nama orang yang ikut mengarak pembantaian bapaknya pada selembar kertas. Karena mengharapkan bantuan, ia bagikan kertas tersebut kepada dua sahabatnya, Rama dan Ahmad.

 

Pencarian itu rupanya tidak hanya membawa Sari bergabung dalam sanggar tari gandrung yang penuh rahasia, tetapi juga mengubah persahabatan Sari-Rama-Ahmad menjadi kisah cinta yang rumit. Cinta yang akhirnya menuntun mereka bertiga kembali pada tragedi di tahun kelam itu.

 

Setelah membaca blurb dari novel bersampur merah, apakah sobat Jelajah Mia tertarik untuk baca novelnya? Masih ragu? Yuk, baca bagaimana Jelajah Mia tertarik untuk membaca novel perempuan bersampur merah.

 

Daya Tarik Novel Novel Bersampur Merah

Bagi yang mengikuti Jelajah Mia tentu tidak asing dengan review buku. Membaca buku seolah berjalan beriringan dengan kehidupanku. Secara kover tentulah sudah menarik dengan sosok tokoh perempuan dililit dengan sampur merah pada lehernya. Lalu apa menariknya novel bersampur merah ini hingga akhirnya kubaca dengan tuntas? Selain ehem bukunya yang tidak terlalu tebal yaitu 200an halaman.

 

Novel Perempuan Bersampur Merah karya Intan Andaru menceritakan tentang kehidupan sosial budaya masyarakat Banyuwangi. Penulis berani mengangkat kembali cerita tentang tragedi yang pernah terjadi di Banyuwangi dua puluh tahun silam terkait pembantaian orang-orang yang dinilai sebagai dukun santet. Berita inipun masih bisa kita telusuri dengan menyertakan keyword pada mesin pencarian google.

 

Tragedi yang terjadi pada tahun 1998, masih penuh misteri dan menyisakan beragam pertanyaan sampai sekarang. Novel ini juga mengangkat hal yang menarik, yaitu perjuangan Sari yang berusaha keras untuk keluar dari bayangan trauma masa kecilnya, serta rasa syukur yang besar untuk menerima kehidupannya, walaupun berada dalam jeratan kemiskinan dan stigma masyarakat di kampungnya. Novel ini sarat akan konflik dan fakta-fakta sosial masyarakat Banyuwangi.

 

Lalu bagaimana pendapat Jelajah Mia terhadap novel perempuan bersampur merah?

 

Celoteh Tentang Novel Bersampur Merah

Perempuan Bersampur Merah menitikbertakan ceritanya pada romansa antara Sari, Rama, dan Ahmad. Namun, latar sejarah tentang pembantaian di Banyuwangi pada tahun 1998 menjadi kekuatan dalam novel ini. Kisah Sari yang menyaksikan secara langsung bapaknya meregang nyawa akibat dituduh sebagai dukun santet membuatnya bertekad untuk mencari tersangka di balik pembunuhan tersebut.

 

Berbekal secarik kertas bertuliskan nama-nama orang yang dicurigai sebagai tersangka, Sari memulai penyelidikannya bersama Ahmad dan Rama. Nyatanya Sari malah terlibat dalam sebuah romansa bersama dua sahabatnya tersebut. Intan Andaru memberikan sebuah cerita yang ringkas dan sederhana dengan kekuatan yang luar biasa.

 

Tragedi pembantaian yang terjadi di Banyuwangi menjadi magnet yang kembali mengingatkan kita akan sebuah moralitas yang patut dipertanyakan. Semua unsur dicatat dengan seimbang seusai porsinya, mulai dari sejarah, romansa, hingga budaya. Sebuah kisah romansa berlatar budaya dan sejarah yang patut diperhitungkan.

 

Sebagai tokoh sentral Sari mempunyai karakter yang bisa dibilang cukup kuat. Bagaimana di usia yang masih sangat muda Sari dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya. Tragedi pembantaian bapaknya serta kondisi ekonominya menjadi pemicu utama Sari cepat beranjak dewasa. Sari merupakan gadis yang mandiri, tangguh, dan palamarta.

 

Walaupun berduka dan susah Sari tetap dapat membantu orang-orang di sekitarnya. Sari juga tergolong anak yang amat sangat berbakti pada orangtua. Sari rela mempertaruhkan masa depannya untuk ibunya dan berusaha mencari keadilan bagi bapaknya. Penulis tidak serta merta membuat Sari bertekad kuat mencari pelaku pembunuhan bapaknya.

 

Tapi, terlebih dahulu menunjukkan intensitas kedekatan Sari dengan bapaknya sehingga timbul perasaan kehilangan dan sakit hati. Tak hanya Sari di sini ada juga Ahmad dan Rama yang merupakan dua sosok sahabat bagi Sari. Ahmad yang sering membantu Sari dan memiliki hobi membaca buku. Serta Rama yang cerdas luar biasa dengan karismanya.

 

Sisi Sejarah dan Budaya pada Novel Perempuan Bersampur Merah

Runtut diceritakan kondisi di masa bulan Agustus, September, Oktober 1998. Ada pula waktu sebelum kejadian tersebut, tahun 1994 dan 1997 di mana orang-orang masih percaya dengan dukun, seperti dukun suwuk dan pawang hujan. Lalu ada pula radiogram, instruksi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendata paranormal, dukun pengobatan tradisional atau tukang sihir.

 

Awalnya bertujuan untuk melindungi mereka, karena pembantaian pernah terjadi pada tahun 1991 dan 1996, tidak ingin terulang kembali. Namun, malah disalahgunakan, pembantaian semakin meluas, dan puncaknya pada 1998. Munculnya teror Ninja, guru ngaji ikut dibunuh, orang gila, aktivis HAM sampai menyelipkan salah satu kebudayaan khas daerah Banyuwangi, tari Gandrung.

 

Bagian tentang tari Gandrung menarik juga, ternyata penari Gandrung dan Gandrung berbeda. Seorang Gandrung sudah pasti juga penari Gandrung, tapi seorang penari Gandrung belum tentu seorang Gandrung. Seorang Gandrung memiliki lebih banyak syarat dan ritual yang harus dilakukan, mereka juga harus bisa menyanyi, selain itu merupakan profesi turunan juga, yang sedikit berbau gaib. Sobat Jelajah Mia akan paham kenapa judul buku ini ada sampur merahnya, akan ada penjelasan.

 

Digambarkan juga tentang suku Using, masyarakat asli Banyuwangi yang memang dekat dengan budaya dukun santet, bahkan suku Using percaya ada empat jenis ilmu gaib; ilmu hitam (untuk menyakiti), ilmu putih (untuk menyembuhkan), ilmu kuning (untuk menambah wibawa/melancarkan urusan kerja), dan ilmu merah (atau biasa disebut santet, bisa untuk pengasihan, merekatkan hubungan atau sekaligus menjauhkan hubungan antar manusia).

 

Masyarakat Using mengartikan santet sebagai ilmu gaib yang digunakan untuk pengasihan, sedangkan masyarakat luas beranggapan santet bertujuan mengirim malapetaka kepada orang lain. Padahal, pada mulanya keberadaan mereka tidak memberatkan, bahkan kadang menguntungkan.

 

Selain sisi sejarah dan budaya pada novel perempuan bersampur merah, tentu dalam novel ada quote atau kutipan terbaik yang terkenang selama kita membaca. Apa saja kutipan terbaik novel perempuan bersampur merah?

 

Kutipan Terbaik Novel Perempuan Bersampur Merah

Terlebih akhir-akhir ini, ketika aku telah mencoba memaafkan apa yang telah terjadi, beranjak dewasa, dan mulai mengenal cinta, beberapa dari mereka bahkan masih bicara: Jangan menikahinya, ia anak dukun santet

(Hal.9)

 

"Kami hanyalah anak SD yang memiliki tugas belajar untuk meraih cita-cita kami."

(Hal.18)

 

Tanpa Rama, aku dan Ahmad tetap mencari tahu tentang nama-nama yang kutulis di kertas itu. Tidak akan tampak mencurigakan sebab kami pandai melakukan penyelidikan dan berpura-pura sebagaimana dalam buku-buku misteri yang pernah kami baca

(Hal.30)

 

"Semakin mencari kebenaran itu dan semakin mengetahui siapa mereka, aku justru mendapati hal yang berkebalikan."

(Hal.42)

 

“Bukannya rasa kehilangan tak ada obatnya.”

 (hal. 94)

 

"Mungkin tiap orang memang memiliki luka. Hanya saja, beberapa dari mereka pandai menyembunyikannya. Pandai menutupinya. Pandai berpura-pura semua baik-baik saja."

(Hal.154)

 

 

 


Related Posts

19 comments

  1. Membaca blurb nya saja sudah bikin penasaran. Karena mungkin kita juga akan seperti Sari: berusaha mengungkap kebenaran atas tragedi yang menimpa orang tersayang. Tentu, oengungkapan kebenaran ini sesuai dengan kempuan dan kondisi masing-masing.

    ReplyDelete
  2. agak-agak serem berbau mistis tapi penasaran juga sama petualangan sari mencari tau kebenaran dari kematian bapaknya, apakah sari akan mendapat fakta yang berbeda dari tuduhan orang-orang, atau justru menguatkan anggapan orang selama ini, heu..penasaran

    ReplyDelete
  3. Jadi pengen baca novelnya. Tahun lalu aku sama temen-temen ke Banyuwangi. Ke Kampung Adat Osing, nonton Tari Gandrung, jadi bisa ngebayangin. Tapi serem juga ya tahun 1998 itu, kemakan hoaks ga sih? Jadi terduga dukun santet dibunuhin...Duh...miris...

    ReplyDelete
  4. wahhh pasti mencekam bgt yaa.

    dan inget betuullll banyuwangi memang kerap diidentikkan dgn hal2 semacam itu

    ReplyDelete
  5. Bagus nih bukunya, jadi pingin baca lengkap. Baca artikel ini bikin aku teringat perjalanan ke Banyuwangi lewat gunung gumitir, ada nuansa-nuansa magisnya sepanjang perjalanan, tapi kata ayah mertuaku yang sudah sepuh dan tinggal di Jember, Kota Banyuwangi memang kental dengan aroma mistis-nya.

    ReplyDelete
  6. Wah bagus sekali ya kisah novelnya perempuan banget. Banyak sekali cerita dan hikmah di dalamnya

    ReplyDelete
  7. Jadi pengen baca, soalnya aku pernah lihat di You Tube lewat Youtuber story telling yang menceritakan kisah kiriman follower. Latarnya persis seperti Perempuan Bersampur merah ini

    ReplyDelete
  8. Novel Perempuan Bersampur Merah membawa pembaca kembali belajar dan memaknai sejarah namun dari sisi fiksi. Dan ada sisi budayanya juga. Bener-bener paket lengkap dalam 216 halaman.

    ReplyDelete
  9. Penasaran juga dengan tragedi apa yang terjadi di tahun 1998 di Banyuwangi ini. Apa sebenarnya latar belakang kejadiannya. Novel Perempuan Bersampur Merah ini sepertinya bisa menjawab sebagian ceritanya ya.

    ReplyDelete
  10. Kasian sekali Sari kecil kala itu, pasti jiwanya sangat tergoncang menyaksikan pembantaian yang terjadi pada keluarhganya di tragedi Banyuwangi tahun 1998. Untungnya disalurkan menjadi vibes positif bagi dirinya ya mba, sampai menghasilkan tulisan yang berbobot seperti ini, dapat penghargaan juga dari para pujangga besar seperti Sujiwo tejo.

    ReplyDelete
  11. Novel ini bagus ya
    Cerita tentang perempuan memang sering memberikan banyak insight yang menarik
    Menjadi pelajaran yang bisa kita petik

    ReplyDelete
  12. Aku suka sejarah kalau nonton lho ya, tapi untuk membaca aku perlu mencerna tenan kak heheheh makasih mba mia, aku juga langganan gramedia digital

    ReplyDelete
  13. Wah keren iniii, suka sama latar belakang dan waktunyaa. Secara historis aku selalu tertarik sama peristiwa apa aja yang terjadi di tahun 98an, soalnya pas itu masih SD ngga paham apa yang terjadi

    ReplyDelete
  14. Kayaknya seru nih baca novel ini. Bisa masuk wishlist buku yang mau dibaca di bulan depan.

    ReplyDelete
  15. Aku udah pengen banget ini baca novel ini dari dulu tapi gak sempet2 sampai uda ada filmnya pun masih gak sempet juga nontonnya, padahal bagus banget ya ceritanya.

    ReplyDelete
  16. Aku baru nyimak tragedi 1998 di Banyuwangi malah nemu novel ini. Auto pengen baca deh, meski sudah ada filmya.

    ReplyDelete
  17. berasa agak horor gimana, tapi bikin penasaran juga sih. Yang ceritanya masih relevan dg kondisi masyarakat terkini.

    ReplyDelete
  18. Beberapa waktu lalu pas antar anak ke mal dan mampir di Gramedia, aku sepat mau beli buku Perempuan Bersampur Merah ini. tapi gak jadi, karena ada beberapa buku di rumah yang belum kuhabiskan bacanya. Setelah baca artikel ini, makin panasaran deh.... AKu masukkan wishlist ya...

    ReplyDelete
  19. membaca blurbnya sudah bikin penasaran, cerinya menarik apalagi saya juga suka dengan cerita-cerita yang berbau misteri dan sejarah, cuss buka google book.

    ReplyDelete

Post a Comment