Jiwa
manusia adalah juga seperti bunga mawar, di dalam setiap jiwa selalu ada
"mawar" yang tertanam. Allah yang menitipkan kepada kita untuk
dirawat. Allah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbi kita. Layaknya
taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas kawar dan
duri yang akan merekah.
Sayang,
banyak dari kita yang hanya melihat duri yang tumbuh. Banyak dari kita yang
hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak
keberadaa diri ini, kekecewaan juga rasa tak mau menerima hadir terhadap diri.
Kita
berpikir bahwa hanya hal-hal buruk yang akan tumbuh dari diri kita menolak
untuk"menyirami" hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan
akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang dimiliki.
Banyak
orang yang tak menyangka, mereka sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam
jiwa. Banyak orang yang tak menyadari adakah mawar itu, kita kerap disibukkan
dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang
inilah yang kadang harus menunjukkannya.
Andai
kita bisa menemukan "mawar-mawar" indah yang tumbuh. Kita akan
terpacu untuk membuatnya selalu merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan
tumbuh. Pada setiap tunas itu akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan,
kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan terindah adalah
saat kita berhasil menunjukkan diri tentang mawar-mawar itu dan mengabaikan
duri-duri yang ada.
Tulisan
ini kutemukan saat sedang mencari dokumen di folder file sekolah lama. Entah posisi
bagaimana bisa menulis ini dan sepertinya di-publish sajalah. Ternyata bisa
agak romantis juga hahaha
Wah lagi mikirin apa sih saat sekolah dulu? Kok bisa nulis mawar ini, haha. Masih ada aja ya tulisan zaman sekolah, bagus pula diksinya. Keren 😍
ReplyDeleteAku kok nyambungnya ke setiap orang punya sisi positif dan negatif yang digambarkan dengan mawar ya.
ReplyDeleteWarnanya bagus tapi berduri tajam