Amanah Itu Bernama Waktu

2 comments

 

Amanah itu bernama waktu
Edited by canva.apk


Tak bisa dibantah bahwa satu-satunya yang tidak bisa diatur oleh manusia adalah waktu. Setiap orang punya jatah yang sama, 24 jam. Orang yang sukses atau terpuruk, jatah waktu yang diberikan kepada mereka semua adalah sama. Pertanyaannya, bagaimana mengelola waktu agar menjadi bermanfaat? Setiap orang menempati dunia yang sama, tetapi mengapa kita jauh ketinggalan? Bisa jadi karena kita belum mengerti betapa berharganya dan pentingnya waktu.


Permasalahan Pada Umumnya

Permasalahan sesungguhnya bukan terletak pada waktunya, tetapi pada bagaimana bisa mengisi setiap waktu dengan sebaik-baiknya. Waktu yang berjalan tidak mungkin bisa terulang kembali, walaupun sering kita mendengar tentang kisah ataupun konspirasi orang yang melintas waktu. 


Hal yang kita lakukan di suatu waktu, itu hanya terjadi satu kali dan tidak akan pernah terulang kembali dalam sepanjang hidup kita. Kalau melakukan dengan semaunya kita dan tidak berkualitas, hanya sekedar melakukan,  maka kita akan kehilangan momen tersebut. Hal yang dilakukan sama tapi hasilnya berbeda, semua bergantung pada bagaimana kemampuan kita dalam memanfaatkannya.

 

Keyakinan terbaik tetap kepada Sang Pencipta. Keyakinan dalam menjaga waktu, mengisinya dengan memperbanyak hal yang bersifat sia-sia akan merusak segalanya, maka hati akan semakin keras dan menutup diri akan segala hal. Sebaliknya, kalau kita berhasil maka hati akan tenang dan bercahaya.

 

Amanah itu bernama : waktu

Bila dahulu, mulutmu adalah harimaumu, maka sekarang dua jempolmu adalah harimaumu (walau ngetik di laptop lebih dari dua jari, ya). Jangan biarkan digunakan untuk stalking dan browsing yang menghabiskan waktu hanya sekedar berselancar tapi arahkan untuk mendukung aktivitas dan pengembangan diri.

 

Ketika sedang stalking sosmed, misalnya dan kebetulan, tidak sengaja explore informasi yang viral atau informasi lainnya dan kita klik informasi tersebut bila tidak dibatasi maka akan larut dan ikut terbawa emosinya. Setiap melihat dan mendengar sesuatu, secara otomatis, sesuatu tersebut akan menjadikan kita berpikir mengikuti apa yang kita dengar itu.

 

Contoh berikutnya, pada saat membaca buku, cobalah tanya dan tanyalah terus, apakah yang kita baca itu bermanfaat? Kenapa kita hanya mau membaca genre/penulis/judul tertentu. Atau kenapa hanya mau membaca yang ringan dan tipis saja? Apapun yang kita baca, cobalah untuk menjelajahi semua hal, agar bisa meningkatkan mutu diri.

 

Hati dan pikiran kita adalah Amanah. Karena jangan sekali-sekali menggunakannya untuk berkhayal  dan berkhayal yang aneh-aneh. Apalagi dipakai untuk menghabiskan energi yang sifatnya negatif, seperti kecewa, benci dan dendam, semua itu memakan waktu. Jauh lebih bermanfaat kalau hati dan pikiran digunukan ke arah yang positif dan produktif, seperti diriku yang berusaha komitmen 40 hari menulis full di tantangan Komunitas ODOP Angkatan 9.


Hidup ini hanya sementara dan hanya sekali, kita tidak pernah tahu berapa waktu yang diberikan kepada kita untuk hidup. Dalam hidup yang sekali-kalinya ini, kebutuhan semakin meningkatkan kemampuan-kemampuan yang lain, terutama dan paling utama yaitu kemampuan iman dan ibadah kita.  


Jangan biarkan telinga kita berpikir, kecuali kita pastikan apa yang kita bicarakan, yang kita lihat, yang kita dengar dan yang kita pikirkan itu adalah hal-hal yang bermanfaat, agar bisa menjaga amanah waktu yang diberikan kepada kita.

Related Posts

2 comments

  1. Bagiku masalah manajemen waktu ini peer yang berkelanjutan. Jika sudah terbiasa tentu akan mudah, tapi selalu ada peluang untuk menunda atau berleha-leha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kakak, semoga kita selalu dijauhkan dari peluang untuk menunda atau berleha-leha, ya

      Delete

Post a Comment