HUKUMAN : MENDISIPLINKAN ATAU MEMBUAT TRAUMA?

4 comments

 

Pemberian hukuman memang merupakan salah satu alat yang ampuh untuk menegakan kedisiplinan seseorang, baik di lingkungan keluarga, pendidikan, kerja ataupun dimasyarakat. Hukuman yang efektif dan waktu yang tepat akan menghasilkan dampak perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan optimal. Namun pemberian hukuman mengindikasikan tindakan kuratif terhadap kesalahan yang sudah terjadi. Pemberian motivasi dan keteladanan yang maksimal dengan upaya pendekatan secara personal adalah salah satu upaya untuk mengurangi kesalahan seseorang.

 

edited by canva.apk

PENGERTIAN HUKUMAN

Sebenarnya apa itu hukuman secara pengertian? Kalau lihat dari pengertian Wikipedia, hukuman yaitu

Hukuman (bahasa Inggris: punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hukuman

 

Pada realitanya banyak orang yang bangga memberikan hukuman didepan orang lain, baik itu memberikan hukuman berupa lisan maupun fisik dengan alasan upaya pendisiplinan terhadap kesalahan yang dilakukan. Bahkan ketika hukuman diberikan, ada saja barang – barang yang ikut “Terbang” menyertai pemberian hukuman tersebut. Hukuman bila ditelusuri, lebih mengarah kepada pelampiasan kesalahan dan dendam pribadi bukan perubahan tingkah laku sebagai tujuan pemberian hukuman.


HUKUMAN DI MASA SEKARANG

Pemberian hukuman sebaiknya tidak mematikan motivasi seseorang melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Terutama bila hukuman dilakukan di depan banyak orang, perhatikan juga dampak sosial yang hingga mematikan karakter orang tersebut. Walau ada istilah, hukuman sosial lebih kejam dari hukuman yang diterima, terutama saat ini sudah tak aneh, ketika segala sesuatu di-share dan dipublikasikan pada sosial media, dengan asumsi biar jera. Itulah sebabnya efektivitas pemberian hukuman harus adil dan hukum atau peraturan tersebut.

 

Ada istilah yang pernah saya dengar, “ Si pembuat peraturan harus keras pada dirinya sendiri untuk konsisten dengan aturan yang dibuat terlebih dahulu!”, agar tidak menjadi boomerang ke depannya. Inipun terjadi, yang saya alami pada saat menjadi siswa, hukuman seperti dipukul pakai penggaris, angkat kaki, dibentak-bentak dengan volume tinggi, lari keliling lapangan, menulis untuk tidak mengulangi kesalahan di sekian lembar kertas dan hal lainnya.

 

Apabila diterapkan di era sekarang, tentu kita pernah mendengar, betapa sosok guru justru dituntut secara hukum setelah melakukan pendisiplinan murid di sekolah, itu hal yang paling ekstrem. Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang guru dan beberapa sekolah yang pernah saja ajar, belum ada pengalaman sendiri maupun rekan mengajar, bahwa kita seorang guru sampai dibawa ke ranah hukum. Paling orang tua yang tidak terima anaknya dihukum, tiba-tiba esok harinya datang ke sekolah dan protes. 

 

sumber : http://ipacenters.blogspot.com/


Kita tidak bisa bilang, “Anak zaman dulu belum merasakan seperti kita dihukum blablabla dan mau protes ke orang tua malah ditambah lagi hukumannya.” Akan menjadi efek domini yang terus menerus seolah ingin balas dendam dan berkesudahan

 

BENTUK HUKUMAN 

Bentuk hukuman bisa disesuaikan dengan kondisi, yang terpenting ada beberapa yang perlu jadi catatan sebelum memberikan hukuman

1.   Hukuman Tidak Melukai atau Mencederai Fisik

2.   Hukuman Yang Mengasah Kreatifitas

3.   Hukuman Yang Membangun Kepercayaan Diri Anak

4. Hukuman yang Disesuaikan Dengan Pelanggaran yang Dilakukan

5.   Hukuman yang Membuat Jera

 

PROSEDUR PEMBERIAN HUKUMAN

Beberapa prosedur yang tepat untuk memberikan hukuman kepada peserta didik yang saya terapkan pada saat mengajar, gambarannya kurang lebih seperti ini :

Ø  Bentuk hukuman merupakan kesepakatan dengan peserta didik,  jadi peserta didik sudah tahu jenis hukuman apa yang akan dilaksanakannya apabila ia melakukan suatu kesalahan, atau lebih banyak dikenal dengan istilah kontrak belajar

Ø  Hukuman harus jelas agar peserta didik bisa memahami konsekuensi apa yang ia dapat dari hukuman tersebut

Ø  Efektifitas dari hukuman tersebut harus diukur dari awal dan juga tingkat keberhasilannya dalam mengubah pola perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik.

Ø Penyampaian hukuman harus dengan cara yag menyenangkan, ini sangat penting. Hal ini bertujuan untuk tidak memberikan efek trauma kepada peserta didik.

Ø  Perlu ada konsistensi dalam pelaksanaan hukuman, jadi pendidik dan peserta didik harus berperan aktif dalam hal ini, didukung dengan segala pihak yang ada di pihak sekolah, agar tidak ada yang bersifat jadi ibu peri/pelindung ketika proses pemberian hukuman pada peserta didik.

Ø  Apabila perilaku yang tidak dinginkan dilakukan oleh peserta didik, maka hukuman harus segera berjalan dan apabila ada perlawanan yang tidak bisa ditangani oleh pendidik maka diperlukan bantuan pihak lain atau dilimpahkan untuk ditindaklanjuti, bahkan pemanggilan orang tua (Apabila sudah kategori pelanggaran berat)

 

REFLEKSI

Disini keteladanan dimulai. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa aturan dibuat untuk semua, diberlakukan pada semua lapisan dan konsekuensi pelanggaran aturan juga diterima oleh semua lapisan dan konsekuensi pelanggaran aturan juga diterima oleh semua tanpa memandang jabatan, senioritas maupun popularitas serta kekayaan.

 

Punya pengalaman diberikan hukuman baik dirumah atau masa sekolah yang masih membekas hingga sekarang? Share kesini, dong

Related Posts

4 comments

  1. Pernah waktu kecil ngeyel dibilangin sama orang tua. Akhirnya sama mama dicuekin atau didiemin sbg hukumannya. Aku bikin upaya "damai" dgn nyoret ditembok minta maaf. Eh, karena pakai pulpen jd ga bs dihapus dan malu sendiri 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya lebih batin dapat hukuman didiamkan, lebih kena mental hahahahha

      Delete
  2. Memang kita harus bijak dalam memberikan hukuman. Agar niat baik memberikan hukuman tidak malah menjadi luka dia

    ReplyDelete

Post a Comment