Kenalan Dengan Komunitas Gerakan One Week One Book (OWOB)

2 comments

 

Designed using canva

28 September diperingati sebagai Hari Komunitas Nasional (walau nulisnya agak telat satu hari), tulisan kali ini saya persembahkan untuk komunitas yang selama tiga tahun menemaniku.

 

Dari kecil saya suka sekali membaca, apalagi baca buku fiksi, mulai dari komik, novel atau cerpen. Sesekali suka juga membaca biografi dan self improvment.

 

Walau kegiatan membaca masih dipandang sebelah mata, sampai saat ini saya masih berkomitmen untuk tidak mengusik genre dan buku yang sedang dibaca orang lain, yang sekarang banyak dikenal dengan istilah book shamming.  Apa pun yang kamu baca, rasanya tidak perlu merasa bacaannya lebih baik daripada bacaan orang lain. Karena setiap buku memiliki hak dinikmati di setiap orang dengan sudut pandangnya masing-masing.

 

Apalagi saat bergabung dengan sebuah komunitas. Kita akan bertemu dengan teman dan lingkungan yang satu frekuensi dan bahkan mengenal lebih banyak tentang berbagai jenis buku. Pada tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang komunitas Gerakan One Week One Book (OWOB) dan pengalamanku bersamanya.

 

Screenshoot from IG @gerakan_1week1book

Pertemuan dengan Gerakan One Week One Book

Setelah menikah, bukan berarti kegiatan dibatasi tetapi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan dan mengambil keputusan. Di awal 2018 bisa dibilang masa-masa lumayan drop dan aktivitas mengajar lumayan padat. Perasaan ingin menghilang dari peredaran dunia maya semakin menjadi-jadi, bisa dibilang mulai muncul perasaan insecure yang lumayan parah. Akhirnya ketika mulai datang overthinking-nya, dialihkan dengan membaca buku yang jadi timbunan yang tak tersentuh setelah menikah.

 

Alhamdulillah punya suami untuk urusan beli buku tidak terlalu banyak komentar, apalagi setelah tahu saya juga baca di aplikasi digital jadi hemat dan tak mengganggu urusan uang dapur hahahaha. Bayangkan saja, setengah isi kamar berisi buku-buku milik saya, buku pegangan untuk mengajar saja masih bisa dihitung jari.

 

Tepat lihat kakak kandungku repost di feed-nya untuk bergabung di komunitas baca online yaitu komunitas Gerakan One Week One Book, langsung ga banyak mikir segera download aplikasi repost dan repost banner sebagai syarat untuk keanggotaan. Tepat di tanggal 11 Februari 2018, saya terdaftar menjadi member dengan nomor keanggotaan : 2018OWOB0131 (bahkan yang bergabung di awal-awal dapat kartu member online juga)

 

Screenshoot from IG pribadi

Hingga sekarang saya tidak berusaha menghilangkan review dari awal bergabung, agar yang baca tahu perkembangan diriku dari review suka-suka sampai dengan paling tidak, saya tidak malu baca postingan sendiri. Alasan utama bergabung dengan komunitas ini, butuh teman satu frekuensi urusan membaca dan merasa aktivitas membaca bukan dipadang aneh, seperti : udah besar masih belajar baca saja atau ga sayang duitnya buat beli buku melulu dan banyak hal lainnya, lalu bagaimana komunitas Gerakan One Week One Book itu?

 

 

Komunitas Gerakan One Week One Book

Sudah tak aneh bahwa membaca adalah aktivitas yang bisa dilakukan secara sendirian, namun sebagai pembaca, tetap butuh teman dan komunitas yang mendukung, itulah salah satu alasan Lintang Indra Listika sebagai founder mendirikan komunitas yang sekarang tempat kita berjumpa dan bersilaturahmi, walau sebagaina besar, para membernya dipertemukan secara online.

 

Gerakan One Week One Book adalah Komunitas nirlaba berbasis online sejak 04 Januari 2018 yang diprakasai oleh Lintang Indra Listika. Komunitas ini berisi ajakan membaca buku satu minggu minimal satu buku (buku apa pun, bisa komik, cerpen, novel, puisi, esai dsb. baik itu buku fisik/ebook, asalkan buku/ebook yang dibaca legal), dengan memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media utama untuk menciptakan lingkungan baca

 

Fasilitas

1.          Nomor identitas dalam presensi

2.          Laporan progres baca setiap bulan

3.          Mengikuti challenge dan giveaway yang diadakan

4.          Mengikuti semua kegiatan komunitas

 

Yang namanya laporan progres atau di OWOB lebih dikenal dengan presensi,  pasti ada waktu tertentu untuk kita posting, di OWOB sendiri ada rentang waktu yang dibagi 4 yaitu : Pekan pertama tanggal 1-8, pekan ke-dua 9-15, pekan ke-tiga 16-22, dan pekan terakhir 23-akhir bulan. Kita tinggal posting ulasan buku yang sudah dibaca di instagram dengan tag akun OWOB (ingat jangan lupa tag karena lupa tag apalagi lewat dari pekan tersebut dianggap tidak dihitung).

 

Tanda bagi yang bolos presensi pada laporan presensinya pasti berwarna merah. Saya paling suka dengan sistem OWOB yang tak membiarkan keanggotaannya dapat nomor member mati tapi hidup, dimana ketika sudah bolos 7x berturut-turut maka akan dihapus keanggotaannya, kalau udah dihapus bisa gabung lagi ga? Bisa dong, repost lagi aja banner keanggotaan dan akan dapat nomor baru (semacam udah kecewa tapi terima aja kalau ada yang minta balikan emang ini komunitas).

 

OWOB tidak hanya aktif di IG saja tapi juga punya media Whatsapp sebagai sarana silaturahminya, untuk bergabung di grup WA tidak harus member saja, non member pun bisa ikut bergabung.


Lebih lengkapnya bisa cek di https://www.instagram.com/gerakan_1week1book/guides/


Apa yang bikin kamu bertahan di OWOB hingga saat ini?

  1. Secara tidak langsung, OWOB mengajarkan untuk komitmen dan konsisten dalam membaca
  2.  Buku yang kita baca, bukan sekedar review saja tapi ketika sudah diposting apalagi sampai di repost berarti kita harus mempertanggungjawabkan dari apa yang kita ketik
  3. Punya banyak teman secara virtual yang satu frekuensi dengan segala bacaannya, jadi nambah wawasan dan timbunan buku yang ingin dibaca berikutnya.
  4. Berasa punya keluarga online, karena satu tahun ini bergabung jadi tim admin yang bikin tambah betah dan nyaman.

Berikutnya, nanti saya akan berbagi cerita tentang pengalaman menjadi admin dan perdana muncul mewakili OWOB dalam acara dengan Penerbit Haru x Patjarmerah.

 

Sumber : IG @gerakan_1week1book

Harapan untuk OWOB di hari Komunitas Nasional

Harapannya, dapat menjadi ladang manfaat dalam kemajuan literasi tanah air dan rumah bagi para pembaca yang di dunia nyata masih tidak memiliki teman yang satu frekuensi dan selayaknya seperti keluarga dan bersahabat sejak lama. Sekalipun nanti tongkat estafet admin pasti akan dilanjutkan sama yang lain, semoga selalu menjadi rumah bagi para pembaca yang ada di Indonesia dan bahkan dunia (karena ada member juga yang domisilnya di luar negeri),

 

Related Posts

2 comments

  1. Ternyata ada ya komunitas baca.
    Jadi Komunitas ini seperti memaksa dan akhirnya buat anggotanya jd rajin baca ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak, kak.
      Mulai aja dari ikut satu komunitas, nanti malah jadi pengen ikutan yang lain, kak

      Delete

Post a Comment