Kita ada di zaman dimana sekalipun tak berkomunikasi dengan
orang lain tapi bisa tau apa yang di lakukan dan kabarnya melalui sosial media,
terutama di era pandemic seperti sekarang, semua serba online.
Kita ada di zaman ketika ada status online tapi ga respon
komunikasi secara pribadi atau istilah sekarang PC/DM/Japri. Sudah syukur di
read sekalipun tak ditanggapi, bahkan pada beberapa aplikasi sosmed, kita bisa
membuat tidak terlihat online dan stalking sama orang yang ingin kita ketahui,
Kita ada di zaman berbagai aplikasi untuk membuat tampak
lebih dalam urusan kecantikan, ketampanan dan bisa menghasilkan puluhan bahkan
ratusan foto/video padahal yang di share atau di upload hanya satuan dengan
hasil maksimal menurut versi masing-masing, pada saat foto bareng, kita tak
peduli orang setidak ‘kobe’ apapun, yang penting tampak maksimal ketika dipajang
di sosial media.
Kita ada di zaman bahwa kumpul dan bersilahturahmi yang
terpenting foto dan selfie dulu sekalian dengan pamer tempat dan apa yang
dimakan demi sebuah konten sosmed. Ketika pulang baru berpikir, kualitas pertemuan
apa yang kita dapatkan tadi, lalu menyesal tapi diulang kembali ketika nanti
berkumpul, begitupun seterusnya
Pernah ada di masa memaksimalkan pesan singkat melalui sms
dengan kalimat disingkat-singat demi 1 lembar yang terkirim? Mana terpikir
urusan KBBI dan segala hal lainnya
Pernah ada di masa mencari waktu hemat menelepon murah
bahkan mengejar paker hemat telepon dan sms agar uang jajan tetap aman?
Pernah ada di masa setiap pergi kemana aja tapi
colokan/powerbank bukanlah hal penting karena bila sudah di cash semalaman pst
hape akan aman seharian, padahal sudah
bisa denger radio bahkan kalau udah rada canggih bisa setel mp3 dengan lagu
yang beli di counter sistem paket 10 lagu?
Banyak hal lain kita di zaman dan pernah yang bila di
rangkai bahkan beserta dampak akan menghasilkan sebuah karya tulis, seperti
tulisan hari ini, sambil mengenang HP apa saja yang pernah kugunakan,
sejujurnya ketika zaman masih menggunakan HP jadul, tipe itu bisa diinget
dengan mudah, sekarang dengan segala kecanggihan malah lupa tipe detailnya,
lama posting tulisanpun karena mencari dan mengingat HP apa saja, yang pernah
aku gunakan.
Teknologi tidak bisa ditolak karena hidup harus berkembang
tapi sedikit mengutip perkataan Albert Einstein, " Aku takut suatu hari
teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi
idiot."
Semoga kita semakin bijak dengan perkembangan teknologi
#selfreminder
#selftalk
Btw buat generasi 90an kalian pernah pakai HP apa saja? Masih
ingat tidak? Ada yang sama tipenya seperti yang saya gunakan tidak?
Tulisan pernah dipublikasikan di Instagram pribadi (akun utama, salama tantangan ODOP, pakai akun satu lagi hahahahaha), dengan penambahan kalimat yang diperlukan
https://www.instagram.com/p/B7IGhQNn9Ni/?igshid=1ttdww810c1j3
Duh, hp zaman polyphonic. Saat peralihan hp monophonic ke polyphonic si no*** paling diburu.
ReplyDeleteBerasa anak hits banget dulu, kalau udah punya hp monophonic ya ya kak
DeleteNokia, hp pertamaku :) dulu hanya bisa sms-an, telponan, sm main game ular-ular
ReplyDeleteDulu ga punya pulsa aja, bisa main ular-ularan aja udah bahagia
DeleteDulu suka mainan ringtone di HP Kak... hehe
ReplyDeletedulu berasa komposer lagu banget ya, kalau bisa bikin ringtone yang beda dari yang lain
DeleteDulu belum dikasih hape hape kece ini. Ngerasain pegang hape sendiri baru pas kuliah
ReplyDeleteTapi selama pandemi, anak SD aja kalau ga punya hp bakal ketinggalan info
DeletePlak banget tulisannya, Kak.
ReplyDeleteMendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat..
Btw, dulu nokia andalanku.. Hihi
Sama, kak. Bahkan android pertamaku beli lumia, eh tapi beberapa aplikasi ga support ke lumia jadi beli android akhirnya
DeleteHape pertamaku erikson yang layarnya cuma sejari, antenanya panjang pula. Isi pulsanya 3bulan sekali. 100.000. irit yak. Pake acara bagi dua pula pemakaiannya sama kakak. 😁
ReplyDeleteKebayang zaman skrg cuma 100rb dalam 3 bulan, kayanya ga mungkin apalagi ga tahan buka sosmed dan youtube
Delete