Fenomena Silent Majority di Pemilu 2024

19 comments

 

Pemilihan untuk presiden-wakil presiden dan anggota legislatif sudah selesai digelar pada 14 Februari 2024. Hayo, apakah sobat Jelajah Mia kemarin menggunakan hak suaranya?

 

Setelah pemungutan suara selesai digela, kini tengah ini diramaikan oleh sebuah istilah "silent majority". Istilah yang banyak bertebaran di sosial media bahkan banyak yang menggunakan sebagai tren di aplikasi tiktok. 


Lalu muncul pertanyaan, apa itu silent majority?

 

Fenomena Silent Majority di Pemilu 2024

Kenapa Muncul Istilah Silent Majority

Istilah silent majority mulai muncul saat Pemilu 2024. Segala hal yang tren tentunya diawali dengan salah satu tokoh publik yang mempopulerkannya. Silent Majority dimunculkan oleh Ketua Tim Kampanye Daerah Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil.

 

Hingga akhirnya di berbagai kanal aplikasi sosial media jadi pembahasan dalam bentuk status dan video. Sebuah sikap yang suka kita lakukan tapi tidak tahu secara konsep apa itu nama sikap kita. Kembali lagi ke topik, lalu apa itu silent majority?

 

Apa Itu Silent Majority?

Silent majority atau mayoritas yang diam adalah orang-orang yang tidak menyatakan opini dan pendapatnya tentang sesuatu secara terbuka. Seperti namanya, silent majority tidak hanya satu orang saja, tetapi dalam jumlah yang besar.

 

Menurut Merriam-Webster, silent majority berarti bagian terbesar dari populasi negara yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politik di depan umum. Mereka merasa kepentingannya tidak terwakili, menjalani hidup biasa-biasa saja tanpa terpengaruh politik atau diskusi publik.

 

Silent majority adalah istilah dalam bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya mayoritas yang diam.

 

Menurut Encyclopaedia Britannica, silent majority merujuk pada sebagian besar masyarakat yang memiliki preferensi politik tertentu tetapi enggan mengungkapkan pilihan mereka secara terbuka.

 

Sejarah Kemunculan Istilah Silent Majority

Istilah silent majority pertama kali digunakan secara politis oleh Warren Harding dalam kampanyenya pada 1919.

 

Kemudian pada 1960-an, istilah silent majority kembali muncul dan mendapatkan perhatian setelah digunakan oleh Richard Nixon dalam pidatonya yang ditayangkan di sebuah televisi.

 

Nixon menggunakan istilah silent majority sebagai cara untuk menggalangkan semangat para pemilih yang mungkin belum memilih karena merasa tidak puas terhadap pemilu.

 

Dalam pidatonya pada tahun 1969, Nixon memakai istilah tersebut untuk menarik sejumlah pemilih yang mendukungnya.

 

Sampai sekarang, istilah silent majority dinilai tidak asing digunakan di ranah politik dan pemilu. Bahkan sudah banyak digunakan berbagai negara, termasuk Indonesia.

 

Fenomena Silent Majority di Pemilu 2024

Fenomena silent majority dianggap sulit diprediksi melalui jajak pendapat atau survei elektabilitas menjelang pemilu sebab sifatnya yang sengaja untuk diam atau tidak menunjukkan sama sekali.

 

Contoh silent majority dalam pemilu ini berkaitan dengan masyarakat dalam kelompok besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan calon (paslon).

 

Kelompok silent majority ini cenderung memilih untuk menjaga rapat pendapat mereka dan mungkin tidak mengungkapkan dukungan secara terbuka karena berbagai alasan tertentu.

 

Hasil dari keputusan silent majority baru akan terlihat pada hari pemungutan suara. Selain itu, survei dan jajak pendapat belum tentu mampu mengukur preferensi silent majority secara akurat.

 

Dampak dari Silent Majority

Sikap silent majority atau mayoritas yang diam dalam konteks pemilu bisa memberikan dampak. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak dari silent majority dalam pemilu.

 

1.Suara dari kelompok silent majority sulit terdeteksi jajak pendapat sehingga bisa membuat kejutan di hasil pemilu.

2.Menimbulkan kontroversi karena sulit dilakukan verifikasi atas klaim silent majority.

3.Sering dijadikan narasi politik oleh kandidat tertentu untuk mengklaim basis massa yang lebih besar.

4.Membuat hasil pemilu menjadi tidak mudah diprediksi karena efek dari suara 'diam' ini.

5.Kandidat yang mampu menarik dukungan dari silent majority berpeluang memenangkan pemilihan karena mereka mewakili suara mayoritas yang diam.

 

Kenapa Banyak Memilih Jadi Silent Majority

Alasan kenapa banyak yang memilih untuk menjadi silent majority? Namanya juga kampanye, semua ingin menarik simpati dari masyarakat. Dengan berbagai cara kampanye dilontarkan dan dilakukan.

 

Bahkan dengan gempuran isu negatif terus menghujam untuk memperlihatkan keunggulan dari pasangan dan calon pemimpin yang akan dipilih. Terkadang tidak semua orang senang berdebat sehingga diam dan mengamati adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

 

Jangan salah, bukan tidak tahan juga para silent majority. Yakin ada masa dimana sudah ingin berdebat secara terbuka tapi akhirnya diam. Ada pula yang jarinya sudah mengetik tapi akhirnya tidak jadi dikirim atau dihapus kembali.

 

Tapi ada pula yang memang harus tidak memperlihatkan dukungan dikarenakan harus netral. Ada pula pemilih biasa yang menjalani kehidupan sehari-hari tanpa terlalu terpengaruh oleh berita politik atau perdebatan publik.

 

Penutup

Itulah penjelasan mengenai apa itu silent majority yang muncul di Pemilu. Apakah sobat Jelajah Mia termasuk menjadi silent majority?


Related Posts

There is no other posts in this category.

19 comments

  1. Ridwan Kamil kayaknya yg memulai happening nya istilah ini ya
    banyak istilah baru di momen Pilpres kali ini.
    salah satunya silent majority ini

    ReplyDelete
  2. Saya kayaknya termasuk silent majority, kalau masalah politik emang saya malas berdebat, eh masalah lain juga sih, paling malas berdebat untuk hal-hal yang memang berbeda. Apalagi tentang politik

    ReplyDelete
  3. Wah baru dengar istilah ini. Soalnya awam banget masalah perpolitikan

    ReplyDelete
  4. Jujurly baru paham istilah silent majority
    Saat pemilu kemarin saya menggunakan hak suara saya dong, mumpung bisa bersuara

    ReplyDelete
  5. Oh iya
    Lagi tren istilah ini ya kak
    Emang paling malas ya berdebat soal politik

    ReplyDelete
  6. Dari pemilu kali ini aku juga baru ngeh dengan istilah silent majority ini. Ternyata banyak yang menerapkannya selama ini.

    ReplyDelete
  7. Saya sudah menggunakan hak pilih pada tanggal 14 Februari kemarin. Kalah atau menang bukan alasan saya memilih, tetapi lebih ke memanfaatkan suara yang saya miliki. Karena itu pun termasuk amanah jadi harus dipergunakan dengan baik.

    ReplyDelete
  8. Sudah dong semangat nyoblos tanggal 14 feb Masalah menang atau kalah Paslon yang didukung itu mah takdir wkwkwk. Kayaknya saya termasuk silent majority deh....tak pernah menyatakan pilihan saya dimuka umum secara terbuka

    ReplyDelete
  9. Jadi silent majority di era serba apa2 di pampang di sosmed sepertinya perlu sih. apalagi faktanya antar pendukung bisa sampe singkur2an. Memilih diam saja

    ReplyDelete
  10. bedanya sama LUBER apa nih? Langsung Umum Bebas RAHASIA??? kalo ga silent trus rahasianya dah ga berlaku lagi ya ^^

    ReplyDelete
  11. Silent majority ini berarti pemilih yang beneran rahasia dong. Kan pemilu kudu luber, paling ujung rahasia. Mereka sudah melakukannya sebelum mencoblos.

    ReplyDelete
  12. Kalau aku dibilang silent majority sih bukan, tapi dibilang bersuara soal politik juga enggak. Aku lumayan sadar dan peduli dengan politik, meskipun enggak sedalam itu. Paling kalau mau speak up soal politik ya dikit-dikit aja sih di Twitter atau di X.

    ReplyDelete
  13. Beberapa orang tertentu memamg harus silent majority seperti para ASN dan pegawai pemerintah lainnya yang diharuskan netral. Tapi kan mereka punya hak pilih. Jadi pasti punya pilihan namun gak boleh kampanye

    ReplyDelete
  14. TBH, aku bagian dari silent majority Bu Mia. Karena hatiku yang cinta damai tak rela jika harus melukai sesama saudara sendiri gegara beda pilihan. Makanya aku juga kaget sih dengan dampak silent majority di pilpres kali ini. Rupanya yang diam itu basisnya besar juga hihi

    ReplyDelete
  15. hmmm, kayaknya aku juga termasuk silent majority, bukan apa apa sih, lelah rasanya dengan menyaksikan fenomena yang ada.

    ReplyDelete
  16. Saya termasuk silent mayority ga ya? kalau dilihat dari makna dan ciri-cirinya, kayanya emang silent mayority sih, sampai istri saya pun kayanya tidak terlalu tau siapa-siapa yang saya pilih pas pemilu kemarin

    ReplyDelete
  17. Kalau aku mungkin tim silent majority juga, habisnya fenomena pilpres tahun ini masya allah, ya. Serba banyak dramanya, jadi mending diem2 aja siapa yang dipilih.

    ReplyDelete
  18. Silwnt majoriry ini benar benar menjadi teka teki tak bisa diraba dan ditebak arahnya. Biasanya mereka yg seperti ini adalah para ASN karena dilarang berpolitik prakris secara langsung yaa

    ReplyDelete
  19. Termasuk yang bikin kaget yaak wkwkwk, emang bener kata pepatah akhir2 ini, bergerak dalam diam itu sebnernya lebih efektif

    ReplyDelete

Post a Comment