Di era digital saat ini, musik bukan hanya hiburan, ia adalah ruang aman, teman perjalanan, bahkan cermin jiwa yang selalu kita bawa kemana pun.
Setiap orang memiliki playlist di aplikasi
streaming musik, entah itu di ponsel, laptop, atau komputer kerja. Sobat
Jelajah Mia tentu setuju dengan hal tersebut bukan?
Mengapa Playlist Kita Penting
Mulai dari playlist "Mood Booster",
"Healing", "Nugas", sampai “Galau But Elegan”, setiap daftar
lagu sebenarnya tidak terbentuk secara acak. Ada alasan emosional, psikologis,
hingga budaya yang membentuknya.
Menariknya, playlist seseorang sering kali lebih
jujur daripada caption Instagram atau ekspresi wajah mereka. Musik yang kita
pilih mencerminkan isi kepala, kondisi hati, bahkan ambisi yang sedang kita
kejar.
Sebelumnya kita membahas tentang adil saat menerima rezeki, saat ini kita mengulas bagaimana proses pemilihan lagu terjadi, apa
pengaruhnya pada mental dan perilaku kita, serta dampak jangka panjang dari
kebiasaan mendengarkan musik tertentu.
Alasan Kita Memilih Lagu Tertentu
a. Musik Sebagai Ekspresi Emosi yang Tidak Terucap
Ketika seseorang merasa bahagia, ia cenderung
memilih musik yang upbeat atau bertempo ceria. Saat hati sedang berat, lagu
dengan lirik menyentuh dan tempo lambat terasa jauh lebih relevan.
Musik menjadi medium untuk mengekspresikan hal yang
tidak bisa selalu diucapkan dengan kata-kata. Playlist galau, misalnya, bukan
berarti seseorang ingin terus bersedih.
Mereka hanya butuh ruang aman untuk melepaskan
emosi. Mendengarkan musik sesuai suasana hati memberi rasa validasi:
"Aku nggak sendiri, ada lagu yang
memahami."
b. Musik sebagai Penanda Momen Hidup
Banyak orang membuat playlist berdasarkan peristiwa
tertentu:
·
Playlist untuk perjalanan jauh
·
Playlist untuk bekerja
·
Playlist untuk workout
·
Playlist untuk healing setelah patah hati
Musik berfungsi sebagai penanda momen. Ketika lagu
tertentu diputar ulang bertahun-tahun kemudian, memori akan muncul kembali
sejelas dulu.
c. Preferensi yang Dibentuk Pengalaman Masa Kecil
Tumbuh bersama orang tua yang gemar mendengarkan
lagu tertentu membuat kita terikat secara emosional pada genre tersebut. Musik
masa kecil memberi akar yang sulit dilepas.
Inilah mengapa ada orang yang tetap menyukai
dangdut klasik, musik rock oldies, atau lagu pop tahun 2000-an meski zaman
sudah berubah.
d. Pengaruh Lingkungan dan Tren
Banyak playlist lahir dari paparan sosial:
·
Teman yang mengenalkan genre baru
·
Konten TikTok yang mempopulerkan satu lagu
·
Film atau drama yang soundtrack-nya menempel di
kepala
Lingkungan memberi referensi yang kemudian kita
simpan dalam playlist pribadi.
Pengaruh Pemilihan Lagu pada Suasana Hati dan Kinerja
a. Musik Mampu Mengatur Mood
Penelitian menunjukkan bahwa musik memengaruhi
aktivitas otak, termasuk hormon stres dan dopamin (hormon bahagia).
Tidak heran jika lagu energik mampu membuat
seseorang lebih bersemangat saat pagi hari atau saat bekerja.
Playlist yang tepat bisa:
·
memperbaiki mood,
·
meningkatkan motivasi,
·
menurunkan kecemasan,
·
membantu tidur lebih nyenyak
Sementara lagu yang terlalu sendu bisa
memperpanjang kesedihan meski beberapa orang justru merasa itu membantu proses
penyembuhan.
b. Meningkatkan Fokus dan Produktivitas
Musik instrumental, lo-fi, atau classical terbukti
membantu meningkatkan fokus karena tidak memiliki lirik yang bisa mengganggu
konsentrasi.
Banyak pekerja kreatif dan mahasiswa memilih genre
ini agar otaknya tetap dalam mode “produktif”. Namun efek ini tidak universal.
Beberapa orang justru lebih fokus bekerja dalam keheningan. Playlist menjadi
personal, sesuai karakter otak masing-masing.
c. Pengaruh pada Kreativitas
Musik tertentu membantu membuka ruang imajinasi.
Misalnya:
·
Jazz untuk brainstorming
·
Indie folk untuk menulis
· Soundtrack film untuk menggambar atau membuat
presentasi
Musik menciptakan atmosfer yang memudahkan otak
berpikir lebih bebas.
Dampak Jangka Panjang dari Playlist yang Kita Pilih
a. Musik Dapat Membentuk Pola Pikir
Lirik-lirik yang kita dengarkan berulang-ulang bisa
mempengaruhi cara kita berpikir. Misalnya:
·
Lagu-lagu empowering dapat meningkatkan kepercayaan
diri.
·
Lagu bertema kesedihan dapat membuat kita lebih sensitif
dan reflektif.
·
Lagu tentang pemberontakan memberi rasa keberanian
dan sikap kritis.
Ini menunjukkan bahwa musik tidak hanya menghibur,
tapi membentuk mindset.
b. Musik Membangun Identitas Diri
Playlist adalah representasi diri. Seseorang yang
menyukai musik indie cenderung dianggap punya selera unik. Penggemar K-Pop
memiliki komunitas yang luas.
Pecinta musik klasik sering dipandang elegan atau
intelektual. Tanpa sadar, musik yang kita pilih membangun citra diri baik ke
dalam maupun keluar.
c. Musik Bisa Mengarahkan Energi Fisik dan Emosional
Coba perhatikan:
·
Saat jogging dengan musik beat cepat, tubuh terasa
lebih kuat.
·
Saat marah dan memutar lagu-lagu keras, emosi
seperti mendapatkan kanal pelepasan.
·
Saat gelisah dan memutar musik meditasi, napas
menjadi lebih teratur.
Artinya playlist mengarahkan energi tubuh dan
pikiran.
d. Playlist Menjadi Rekam Jejak Emosional
Melihat playlist lama kadang terasa seperti membuka
album foto—hanya saja lebih personal. Kita bisa melihat:
·
masa ketika sering mendengarkan lagu patah hati,
·
momen penuh semangat saat sedang mengejar mimpi,
·
lagu-lagu nostalgia pada tahun-tahun tertentu.
Ini membuat playlist bukan sekadar daftar lagu,
tetapi arsip perjalanan hidup. Sobat Jelajah Mia ada yang pengguna spotify? Apa
2025 wrapped-nya? Kalau Jelajah Mia ini, duh generasi 2000an alias generasi
warnet banget lah.
Mengapa Penting Memperhatikan Playlist yang Kita Konsumsi
Karena musik begitu mempengaruhi mood dan pikiran,
bijak memilih playlist berarti menjaga kesehatan mental. Terlalu banyak lagu
sedih bisa membuat pikiran lebih melankolis. Sebaliknya, lagu-lagu positif bisa
menjadi afirmasi harian.
Membuat playlist yang seimbang – ada lagu healing,
lagu penguat, lagu semangat, dan lagu relaksasi – dapat membantu menjaga
stabilitas emosi.
Musik bukan benda kecil dalam hidup modern; ia
adalah stimulus yang hadir setiap hari. Maka kesadaran memilihnya menjadi
bagian dari self care.
Penutup
Playlist adalah cermin jiwa yang tak pernah
berbohong. Pemilihan lagu tidak hanya soal selera. Ada sejarah, emosi, dan
kebutuhan psikologis yang mempengaruhinya.
Musik mampu menggerakkan hati, memberi arah pada
pikiran, bahkan membentuk identitas diri. Ia juga menjadi sahabat yang menemani
kita dalam banyak fase hidup.
Playlist kita adalah rekaman versi paling jujur
dari diri kita yang sering kali tidak kita sadari.





Post a Comment
Post a Comment